CDMA Diramalkan "Kiamat," Apa Komentar Smartfren?

Ilustrasi menara bersama
Sumber :
  • abc.net.au
VIVAnews -
Komjak Soroti Penanganan Kasus Dugaan Korupsi Emas di Kejaksaan
Operator seluler CDMA, Smartfren tak khawatir dengan prediksi masa depan teknologi CDMA yang segera kiamat menyusul transisi menuju teknologi 4G LTE
(long term evolution).
Izin Menginap di Kantor Polisi, Pria Tuban Ini Ternyata Baru Membunuh Istrinya


Waketum Nasdem Ahmad Ali Datang ke Rumah Prabowo, Surya Paloh Sebut Ada Urusan Pilkada
Dalam keterangannya, Kamis 6 Febuari 2014, Roberto Saputra, Head of Brand and Marcomm
Smartfren mengatakan, adopsi teknologi LTE di Indonesia masih butuh beberapa tahun lagi. Menurutnya, adopsi teknologi LTE masih menemui berbagai kendala.


"Komponen handset LTE itu masih tergolong mahal karena handset ini menjalankan multiband. Jadi CDMA masih punya waktu," jelasnya.


Ia mengatakan, praktis saat ini handset yang mendukung LTE masih terbatas, yaitu di antaranya Galaxy 5S, iPhone 5S, dan Xperia Z. Banderol perangkat itu rata-rata masih di atas Rp7 juta.


Roberto juga melihat tingkat penetrasi telekomunikasi secara umum masih didominasi akses 2G, dengan rincian 65 persen untuk 2G dan 35 persen 3G. Selain itu, unit bisnis Sinar Mas Group itu mengaku sudah merogoh investasi yang tergolong besar untuk 3G.


"Jadi, pasar masih bisa berkembang sampai nanti handset LTE mulai terjangkau," ujarnya.


Pemain CDMA lainnya, Telkom Flexi, justru getol diisukan akan konsolidasi dengan layanan GSM milik Telkomsel, Simpati. Namun, meski sangat mungkin akan ditempuh, konsolidasi itu masih dalam tahap pengkajian sampai saat ini.


Menurut Arif Bobby Prabowo, Vice President Public Relation Telkom, saat ini Flexi membukukan 11 juta pelanggan. Dari jumlah itu, Flexi kesulitan untuk memberikan kontribusi yang besar pada Telkom dibandingkan Telkomsel.


Di sejumlah daerah di pelosok, pelanggan Telkom Flexi didorong untuk melakukan migrasi lebih dini ke Telkomsel dan Kartu As, terutama pelanggan-pelanggan yang tinggal di kawasan dengan kualitas jaringan buruk. Untuk itu, wacana konsolidasi Flexi-Simpati semakin digembar-gemborkan dan diharapkan bisa menjadi solusi. (umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya