Bagaimana Sarjana India ini Terpilih Jadi CEO Microsoft

Satya Nadella (tengah) CEO Microsoft dan Bill Gates (kiri)
Sumber :
  • REUTERS/Microsoft
VIVAnews
Sopir Bus yang Ajak Makan 30 Penumpang di Rumah Mertuanya saat Lebaran dapat Rp100 Juta
- Penunjukan Satya Nadella sebagai Kepala Eksekutif Korporat baru (CEO) Microsoft Corp memenuhi harapan para investor agar ada regenerasi kepemimpinan di tubuh raksasa teknologi komputer itu. Pendiri Microsoft, Bill Gates, menyerahkan kursi ketua dewan direksi kepada salah satu direkturnya, John Thompson, dan selanjutnya dia akan fokus membantu Nadella sebagai penasihat.

Ada Apa di Kota Isfahan Iran yang Baru Saja Diserang Israel?

Bagi kalangan pengamat, penunjukan Nadella sebagai CEO baru ini tidak mengherankan namun sekaligus mengejutkan. Tidak mengherankan karena dia adalah orang dalam Microsoft, yang menjabat Wakil Presiden Eksekutif yang memimpin Cloud and Enterprise Group.
Ngeri Peringatan Terbaru Iran kepada Israel, Mulai Sebut Nuklir


Namun di sisi lain, penunjukan Nadella cukup mengejutkan karena sebelumnya nama dia tidak dimunculkan ke permukaan. Sejak Steve Ballmer mengumumkan pensiun sebagai CEO pada Agustus 2013 justru nama-nama eksekutif dari pihak luar yang disebut-sebut sebagai calon penggantinya, seperti Alan Mulally dari Ford dan Stephen Elop dari Nokia. Bahkan pimpinan Microsoft telah mengantungi lebih dari seratus nama untuk jadi CEO baru. 


Ternyata Microsoft memilih kader internal untuk menjadi pemimpin baru. "Selama periode transformasi ini, tidak ada yang lebih baik untuk memimpin Microsoft ketimbang Satya Nadella," kata Gates saat mengumumkan pergantian nahkoda Microsoft dalam rekaman video yang diunggah ke
YouTube
.


Nadella sendiri merasa tersanjung. "Microsoft merupakan satu dari perusahaan-perusahaan langka yang benar-benar merevolusi dunia lewat teknologi. Saya sangat bangga bisa terpilih memimpin perusahaan ini," kata Nadella dalam pernyataan resminya.


"Peluang yang besar menanti Microsoft. Namun, untuk merengkuhnya, kita harus benar-benar fokus, bergerak lebih cepat, dan terus bertransformasi. Bagian besar dari pekerjaan saya adalah mempercepat kemampuan untuk membawa produk-produk inovatif kepada para konsumen secara lebih cepat," lanjut Nadella.


Dipuji Gates

Menurut stasiun berita
BBC
, Nadella merupakan CEO ketiga bagi Microsoft. Kelahiran Hyderabad, India, eksekutif berusia 46 tahun itu bergabung ke Microsoft pada 1992 dan bergelar sarjana di tiga bidang, yaitu elektronik, ilmu komputer, dan administrasi bisnis.


Di Microsoft di semmpat memimpin bisnis server dan peralatan pendukung sebelum diserahi tanggungjawab mengelola unit komputasi awan Microsoft, yaitu Cloud OS. Unit itu berhasil mengenalkan produk-produk populer seperti Bing, Skype, dan Xbox Live. Unit yang dia pimpin itu sukses besar.


Gates pun memuji kepiawaian Nadella. "Satya terbukti sebagai pemimpin yang memiliki kemampuan besar dalam teknik, visi bisnis, dan mampu menciptakan kerjasama tim. Visi dia soal bagaimana teknologi akan digunakan dan dirasakan di penjuru dunia benar-benar dibutuhkan Microsoft saat perusahaan ini masuk ke babak baru inovasi dan pertumbuhan produk yang luas," kata Gates.

 

Kalangan pengamat juga menilai bahwa latar belakang Nadella dalam komputasi awan, yang selama ini berperan menumbuhkan bisnis Microsoft, akan menjadi nilai plus bagi dia. Satya benar-benar salah satu dari orang-orang yang memperkuat daya komersil perusahaan," kata Kirk Materne dari Evercore Partners.


Namun, Rick Sherlund dari Nomura, mengingatkan bahwa Nadella belum punya pengalaman cukup untuk memimpin perusahaan sebesar Microsoft. Muncul kekhawatiran bahwa Gates dan Ballmer tetap akan mengendalikan perusahaan itu. "Penting bagi Nadella untuk bisa leluasa membuat perubahan," kata Sherlund. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya