Studi: Topan Dahsyat Bisa Percepat Pemanasan Global

Topan super Haiyan menerjang Filipina.
Sumber :
  • REUTERS/Erik De Castro

VIVAnews - Topan dahsyat Haiyan yang melanda Filipina bagian tengah akhir pekan lalu mengakibatkan sedikitnya 10.000 orang tewas dan dikhawatirkan terus bertambah serta 600.000 warga kehilangan tempat tinggal. Amukan topan yang kini telah sampai ke Vietnam itu diperkirakan juga menyimpan potensi resiko lain.

Menurut kalangan pengamat, badai atau topan dahsyat bisa mempercepat pemanasan global. Sebab, dampak pohon tumbang dalam jumlah besar akan melepaskan banyak karbon ke atmosfer.

Dilansir New Scientist, Selasa 12 November 2013, memang belum ada perhitungan secara pasti, tapi studi terbaru, pada 2007 silam, menunjukkan tumbangnya sejumlah besar pohon akibat bencana dan badai memang bisa mengarah ke pemanasan global. Perhitungan itu setidaknya bisa berdasarkan pada sebuah studi yang dipublikasikan tahun 2007 tentang dampak badai Katrina AS.

Badai itu mengakibatkan 105 teragram setara 105 juta ton karbon lepas pada saat terjadi bencana 2005 silam. Katrina saat itu merubuhkan 320 juta pohon. Jumlah karbon yang terlepas akibat badai Katrina itu lebih dari setengah jumlah karbon yang diserap hutan di negeri Paman Sam itu. Pada topan Haiyan, perhitungan pohon yang tumbang diperkirakan lebih besar dari dampak Katrina.

Justin Fisk, peneliti University of Maryland, AS, menilai bahwa tak selalu badai dahsyat mengakibatkan kerusakan yang dahyat pula. "Meskipun kekuatan angin yang lebih tinggi menyebabkan kerusakan yang lebih untuk area tertentu, kekuatan angin yang lebih rendah makin menjangkau area yang lebih luas," kata Fisk yang tengah melakukan studi lanjutan dampak badai.

Pengakuan Erick Thohir dan PSSI soal Kinerja Shin Tae-yong

"Karena itu, sebagian besar, badai besar yang kurang intensif berpotensi lebih merusak dari badai kecil yang lebih intensif," ujarnya.

Dibutuhkan jangka waktu panjang agar hutan atau wilayah bekas terdampak badai agar bisa menangkap karbon kembali. Fisk yang melihat data data kehutanan dan meteorologi AS sejak 1850 mengatakan di pantai Timur AS pernah diterjang badai besar pada paruh kedua abad ke 19, tapi sampai abad ke 20,  wilayah itu belum bisa kembali menyerap karbon kembali. Bahkan saat ini pertumbuhan hutan di situ makin parah.

Fisk belum memastikan sejauh mana dampak topan dahsyat di wilayah tropis bagi pemanasan global abad ini. Tapi model proyeksi iklim untuk cekungan Atlantik menunjukkan peningkatan frekuensi badai terkuat. Wilayah barat laut Pasifik, kecepatan angin maksimum dan tingkat curah hujan diperkirakan akan meningkat dalam badai tropis.

"Jika itu terjadi, hilangnya karbon dari topan Haiyan dan topan berikutnya tak pernah sepenuhnya pulih," ujar dia.  (eh)

Medco Energi Resmi Divestasi Seluruh Sahamnya di Ophir Vietnam Block 12W B.V
Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia (MWL) Syekh Mohammed Al-Issa.

Organisasi Liga Muslim Dunia Ucapkan Selamat ke Prabowo: Semoga RI Makin Maju

Presiden terpilih RI 2024-2029, Prabowo Subianto kembali menerima ucapan selamat atas kemenangannya dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024