Perubahan Iklim Sebabkan 1.500 Kematian Dini di Swedia

Musim dingin di sudut kota Stockholm, Swedia
Sumber :
  • toptravellists.net
VIVAnews -
Rumah Dekat Asrama Brimob di Slipi Dilahap Si Jago Merah, 17 Mobil Pemadam Dikerahkan
Tim peneliti dari Umea University, Swedia, memperkirakan perubahan iklim telah menyebabkan 1.500 kematian dini di Swedia dalam kurun tahun 1980 sampai tahun 2009. Kematian itu dipicu oleh meningkatnya suhu di negara yang beribukota Stockholm itu.

TNI Pasti Profesional Tangani Kasus Oknum Diduga Aniaya Anggota KKB Papua

Melansir
Jokowi Enggak Bahas Pemerintahan Prabowo saat Buka Puasa Bersama Menteri di Istana
National Monitor, 23 Oktober 2013, penelitian ini mengukur tingkat mortalitas --jumlah kematian pada suatu populasi-- akibat perubahan iklim. Sebab, pemanasan global telah meningkatkan frekuensi, intensitas, dan durasi gelombang panas.


Para peneliti mempelajari, besarnya kematian yang terkait dengan suhu ekstrim yang terjadi di wilayah padat penduduk Stockholm pada periode 1980-2009.


Sebelum adanya perubahan iklim, jumlah tingkat mortalitas pada tahun 1900 sampai 1929 hanya 300 kematian. Namun, karena perubahan iklim yang signifikan jumlahnya meningkat menjadi 1.500 kematian.


"Kematian akibat perubahan iklim berupa peningkatan suhu yang ekstrim telah meningkat berlipat-lipat dari periode sebelumnya saat belum terjadi perubahan iklim," kata Daniel Oudin Astrom, Peneliti dari Umea University.


Selain itu, tambah Astrom, akibat dari perubahan iklim membuat periode musim dingin menjadi lebih cepat. Namun, saat musim dingin suhunya menjadi sangat dingin, merangsang naiknya angka kematian.


"Penelitian jumlah kematian akibat perubahan iklim hanya dilakukan selama periode 30 tahun dan khusus di wilayah Stockholm. Jika kami melakukan penelitian di seluruh wilayah Swedia, jumlah kematiannya akan jauh lebih besar," ujar Astrom.


Dia juga mengatakan, temuan penelitian ini tidak menyarankan para penduduk menggunakan pendingin ruangan untuk meminimalisir suhu panas yang terjadi.


"Diperlukan juga sosialisasi dini kepada masyarakat tentang efek perubahan iklim terhadap kesehatan manusia," kata Astrom.


Hasil penelitian ini sudah dipublikasikan di Jurnal
Nature Climate Change.
(eh)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya