Ilmuwan Temukan Sisa Komet Pertama yang Jatuh ke Bumi

Komet
Sumber :
  • gizmodo.com.au
VIVAnews -
Erick Thohir: Generasi Emas Timnas Indonesia Terus Ciptakan Sejarah Baru
Tim peneliti dari University of Witwatersrand dan University of Johannesburg, Afrika Selatan, mengklaim telah menemukan bukti-bukti komet pertama yang jatuh ke Bumi. Konon, temuan itu dapat membantu peneliti untuk memecahkan misteri dari pembentukan Tata Surya.

Jadwal Mobil SIM Keliling DKI Jakarta, Bogor, Bandung Jumat 26 April 2024

Melansir
Ramalan Zodiak Jumat 26 April 2024: Taurus Harus Waspada dengan Rekan Kerja, Leo Kena Tekanan Mental
National Monitor, 9 Oktober 2013, komet itu diperkirakan hancur menjadi kerikil-kerikil setelah menghantam atmosfer Bumi pada 28 juta tahun lalu, dan jatuh di sekitar gurun Sahara.

"Komet memang selalu mengunjungi langit Bumi. Tapi, komet akan terbakar menjadi debu-debu di atmosfer Bumi, sehingga dalam sejarah belum pernah ditemukan sisa-sisa materi komet di Bumi," kata Profesor DavidĀ  Block, dari University of Witwatersrand.


Block menambahkan, kerikil-kerikil komet yang terbakar di atmosfer Bumi pada 28 juta tahun lalu itu kemudian terkena suhu panas 2.000 derajat Celcius di gurun Sahara, Afrika.


"Akibat dari pemanasan suhu itu mengakibatkan kerikil dari komet berubah menjadi silika kaca berwarna kuning yang tersebar di 6.000 kilo meter di wilayah Sahara," jelas Block.


Saat ini, tim peneliti fokus pada temuan kerikil komet berwarna hitam yang sebelumnya diidentifikasikan oleh geolog-geolog Mesir sebagai bahan-bahan silika.


"Setelah kami analisis dengan motode kimia, kerikil berwarna hitam itu merupakan bagian inti dari komet. Seperti Anda ketahui, komet memiliki tiga bagian, yakni inti, koma, dan ekor," tutur Block.


Ciptakan berlian


Penelitian ini juga menemukan bahwa komet yang menghantam Bumi dengan sangat keras dan bertekanan tinggi berdampak pada pembentukan berlian mikroskopis.


"Berlian dihasilkan oleh bantalan karbon dan biasanya terbentuk jauh di dalam perut Bumi. Efek dari hantaman keras dari komet itu menghasilkan berlian yang terkenal dengan nama kerikil Hypatia," ujar Profesor Jan Kramer dari University of Johannesburg.


Mengutip data Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Kramer juga menyampaikan, komet terdiri dari es, debu, dan puing-puing batuan yang tersisa dari pembentukan Tata Surya sekitar 4,5 miliar tahun lalu.


"NASA sudah menghabiskan miliaran dolar untuk mengumpulkan materi komet di ruang angkasa dan membawanya ke Bumi. Kini, kami punya pendekatan baru untuk menemukan materi komet tanpa harus menghabiskan miliaran dolar," ungkap Kramer.


"Komet memiliki rahasia dari pembentukan Tata Surya. Temuan materi komet pertama ini telah membuka kesempatan pada kita untuk mengetahui yang sebenarnya asal-usul Tata Surya," tutup Kramer.


Hasil rinci dari penelitian bisa dibaca di Jurnal
Earth and Planetary Science Letters.
(umi)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya