RI Siap Produksi Makanan Darurat untuk Korban Bencana

Bisku Neo biskuit untuk korban bencana hasil kreasi BPPT
Sumber :
  • VIVAnews / Amal Nur Ngazis
VIVAnews
Tenang Hadapi DBD! Menkes Pastikan RS Siap Tangani Pasien, Ini Imbauannya untuk Masyarakat
- Melihat angka gizi buruk di Indonesia yang masih tergolong tinggi, yaitu sekitar 10 persen, Pusat Teknologi Bioindustri dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mempersiapkan solusinya, yaitu membuat makanan khusus untuk penderita gizi buruk. Makanan bernutrisi ini berupa susu dan roti basah.

Cara Sholat Hajat dan Doa Rasulullah SAW untuk Mengatasi Masalah

"Tahun 2014 sudah bisa dibuat. Saat ini masih prototipe pangan gizi buruk," ujar Galih Kusuma Aji, seorang perekayasa di BPPT. Dia menjelaskannya di sela-sela Pameran Teknologi BPPT di Jakarta, Selasa 20 Agustus 2013.
Senada dengan BNPT, Guru Besar UI Sebut Perempuan, Anak dan Remaja Rentan Terpapar Radikalisme


Galih menjelaskan asupan gizi buruk itu diposisikan melanjutkan penanganan gizi buruk selepas penanganan dari Puskesmas. "Umumnya penanganan gizi buruk di Puskesmas hanya 3 minggu saja. Setelah itu tak diawasi. Nah makanan ini bersifat pelengkap makanan utama," jelasnya.


Dia menegaskan kandungan gizi makanan khusus ini sudah disesuaikan dengan kebutuhan gizi buruk sesuai standar. "Secara gizi memenuhi. Untuk gizi buruk kalori dan lemak harus seimbang sesuai anjuran Kemenkes," kata Galih.


Dalam roti dan susu itu, terdapat senyawa peptida bioaktif dari kedelai. Peptida itu berisi fragmen pecahan protein. Fungsi peptida ini bantu mengikat kalsium dan meningkatkan kalsium di usus.


Biskuit Darurat

Pusat teknologi itu sebelumnya sudah berhasil mengembangkan biskuit khusus bagi korban bencana alam. Biskuit yang dinamai Bisku Neo atau kepanjangan biskuit bernutrisi lengkap, berenergi tinggi dan buatan Indonesia itu menjaga asupan gizi bagi korban bencana.


"Energi total Bisku Neo yakni 480 KKal, itu setara dengan sekali maka dan bisa bertahan dari lapar 4-5 jam," jelasnya.


Bisku Neo sudah dipasok bagi msa darurat yait dalam masa tanggap darurat bencana. "Saat ini kami sedang kembangkan makanan untuk militer dan untuk gizi buruk," jelasnya.


Pihak BPPT tidak mendistribusikan biskuit itu untuk kalangan umum. Secara luas. Pasalnya makanan itu hanya untuk masa darurat, seperti bencana.


"Kalau stok kami masih ada, itupun kita jual untuk kalangan tertemtu, misalnya yang sedang survival di alam," ujarnya. Harga per bungkus murah, kisaran Rp 5-6 ribu. Bisku Neo sudah dipasarkan sejak 2012 dan telah dipatenkan. (ren)



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya