Pencarian di Masa Depan: Pakai Chip dalam Otak?

Kantor Google.
Sumber :
  • fngmagazine.com

VIVAnews - Ambisi Google untuk mengolah sumber daya yang dimilikinya seolah tak pernah padam. Setelah gencar mengampanyekan perangkat kacamata canggih, Google Glass, mesin pencarian terpopuler itu kini berniat membuat hasil pencarian semakin personal.

Menjadi lebih pribadi? Kali ini idenya terdengar seperti sains fiksi, yaitu menanamkan mikro chip dalam otak seseorang. Tujuannya agar hasil pencarian bisa langsung diunduh ke dalam otak manusia, Dailymail melansir, 22 Juli 2013.

Google tampaknya menginginkan sebuah layanan baru yang bisa mengolah informasi secara otomatis dengan cara memprediksi kebutuhan pencarian pengguna. Dan, tentunya menghadirkan data yang akurat sesuai keinginan pengguna.

Kepada media The Independent, Vice President of Search Google Ben Gomes mengakui visi tersebut memang agak mustahil, tapi jalan menuju ambisi tersebut sudah dimulai.

Buktinya, riset Google telah sampai pada pembuatan chip yang membantu kaum berkebutuhan khusus dalam mengarahkan kursi roda.

Untuk pencarian di Internet, Google ingin menyodorkan solusi dengan menanam chip dalam otak.

"Kami harus melakukan hal itu di otak agar jauh lebih baik dalam interaksi. Kami sudah tidak sabar mewujudkan pengembangan kepingan teknologi," sambungnya.

Tegas! Putin Langsung Pecat Wakil Menteri Pertahanan yang Terjerat Kasus Korupsi


Di masa depan, pencarian dilakukan langsung dari pikiran melalui chip yang ditanamkan di dalam otak. (foto ilustrasi)

Jokowi Teken UU Desa yang Baru, Kini Kepala Desa Dapat Uang Pensiun

Bisa kandas

Tapi, ambisi Google itu tampaknya akan terkendala, kandas sebelum waktunya. Pasalnya, raksasa Internet itu belum lama ini tersandung skandal dugaan penyadapan data pengguna Internet di AS.

Bersama Apple, Facebook, Microsoft, YouTube, Skype, AOL, dan Yahoo, Google diduga menyadap data pengguna untuk dipasok ke Badan Keamanan AS (NSA) dalam program rahasia PRISM.

Sontak saja, inisiatif Google yang baru ini ditentang oleh banyak pihak. Isu privasi masih sangat sensitif bagi pengguna Internet dunia.

Kasus Google Glass bisa jadi contoh. Kacamata pintar itu menuai kontroversi ketika bisa memungkinkan serta pemotretan yang melanggar privasi seseorang.

Belakangan Google tidak jadi menyertakan fitur pengenalan wajah itu karena pertimbangan privasi pengguna. (sj)

Doa dan Harapan Orang Tua Pratama Arhan Jelang Indonesia Vs Irak
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri di Gedung Merah Putih, Kuningan, Jakarta Selatan

Temuan KPK Usai Geledah Ruang Kerja Sekjen DPR RI

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah rampung menjalani penggeledahan di ruang kerja Sekertaris Jenderal (Sekjen) DPR RI Indra Iskandar.

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024