Indonesia, Raja "Kicau" Seputar Puasa di Dunia

Tweet di Twitter
Sumber :
  • http://www.digitaltrends.com
VIVAnews -
Ramal Sandra Dewi dan Harvey Moeis, Hard Gumay: Pokoknya Selesai
Indonesia tampaknya menjadi "kiblat" pembahasan topik seputar Islam di dunia.

Viral! Warung Kelontong di Spanyol Mirip di Indonesia, Netizen: Ini Mah Warung Madura

Sebab, menurut hasil pemantauan Prapancha Research (PR) terhadap perbincangan tentang "Idul Fitri" dalam berbagai bahasa di dunia melalui Twitter global, dalam kurun waktu dua tahun terakhir (12 Juli 2011 - 12 Juli 2013), menemukan dari 3,3 juta perbincangan atau topik, 1,8 juta (56%) di antaranya berasal dari Indonesia.
7 Manfaat Luar Biasa Buah Pepaya untuk Kesehatan Tubuh, Bisa Jaga Kesehatan Kulit


Arab Saudi menempati urutan kedua dengan 923 ribu kicauan, dan urutan ketiga Uni Emirat Arab dengan 231 ribu kicauan.


Dalam keterangan tertulis, Senin 15 Juli 2013, yang diterima
VIVAnews,
analis PR Muhammad R Nirasma mengatakan, jumlah kicauan Indonesia tentang Idul Fitri lebih besar bahkan bila dibandingkan seluruh negara di dunia digabungkan.


Sementara perbandingan kicauan perihal "puasa" memperlihatkan hasil yang lebih fenomenal. Dari 74 juta kicauan "puasa" yang terangkum dari berbagai bahasa di seluruh dunia, 42 juta berasal dari Indonesia. Lebih dari setengahnya.


Sementara urutan kedua ditempati Malaysia dengan 6,1 juta kicauan, dan Arab Saudi dengan 3,97 juta kicauan di urutan ketiga.


Pasar Produk Muslim


Tentu saja, sebagai catatan, fenomena Twitter yang menempatkan kicauan Indonesia tertinggi ini tak lepas dari jumlah penduduk muslim Indonesia yang sangat besar, serta pertumbuhan ekonomi tinggi, yang membuat akses masyarakatnya ke teknologi menjadi terbuka.


Namun, di samping menunjukkan posisi perekonomian Indonesia di antara negara-negara dengan jumlah penduduk muslim cukup besar, kicauan tinggi tentang puasa dan Idul Fitri juga menunjukkan betapa aktivitas sehari-hari masyarakatnya amat termotivasi oleh agama.

 

"Di setiap bulan Ramadan harga-harga selalu naik. Ini menunjukkan aktivitas konsumsi di Indonesia meningkat signifikan mengikuti momen-momen keagamaan," ujar Nirasma.


Dengan demikian, dia melanjutkan, Indonesia sangat potensial untuk menjadi pasar produk-produk Muslim.


"Dalam berbagai hal, kita menjadi konsumen produk asing. Namun kali ini kita harus merebut momentum. Kita bisa memanfaatkan ini untuk bertransformasi menjadi kekuatan ekonomi yang punya daya saing di tingkat global, dan menjadi 'kiblat' baru Muslim dunia,” tutur Nirasma.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya