Cikal Bakal Kehidupan Berasal dari Komet?

Komet
Sumber :
  • gizmodo.com.au

VIVAnews - Meteoir yang meluncur dan menghujam tanah, bisa mengancam makhluk yang hidup di bumi.  Jika menghantam dalam ukuran raksasa, bisa menghancurkan wilayah sekitar. Meteor yang jatuh di kota Chelyabinks, Rusia, 15 Februari 2013, adalah contoh betapa benda dari langit itu bisa melukai dan membunuh. Dalam peristiwa di Rusia itu, setidaknya 1200 orang terluka.(

Produksi Tembakau Sintetis, Remaja di Tangerang Ditangkap Polisi

Bagaimana sang Meteor masuk ke bumi. Melewati lapisan pelindung Bumi. Para ahli sudah mengkajinya. (. Penelitian terhadap Meteor ini terus dikaji para ahli, termasuk Asteroid dan Komet. Apa sesungguhnya perbedaan dari ketiga benda itu.(

Publikasi terbaru tentang Komet, hasil kajian sejumlah ahli menunjukkan hasil yang cukup mengejutkan. Material yang terbawa bersama komet atau benda angkasa lain, kata para ahli itu, memicu munculnya kehidupan di Bumi.

Pada 7 Maret 2013, The Register melansir  sebuah percobaan baru yang dilakukan para ahli kimia dari University of California, Berkeley, dan University of Hawai. Mereka mensimulasikan komponen asam amino yang dibawa oleh komet yang meluncur ke Bumi.

Asam amino itu diketahui sebagai molekul dasar untuk kehidupan. Zat ini termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu penyusun protein.

Para ahli kimia itu memaparkan kemungkinan bahwa molekul yang dibawa Komet  mampu mengkatalisasi pembentukan protein (polipeptida), enzim, bahkan molekul seperti gula.

Sebelumnya, para ilmuwan kerapkali menemukan molekul organik dasar, seperti asam amino, pada banyak Meteorit yang telah jatuh ke Bumi.

Orang Tua Pratama Arhan Langsung Sholat Dhuha dan Doakan Indonesia ke Final

Dari fragmen-fragmen yang dikoleksi, ilmuwan berhasil menemukan struktur molekul lebih kompleks yang merupakan prasyarat untuk kehidupan Bumi.

Dari penemuan molekul pada sejumlah fragmen Meteor itu, ilmuwan berasumsi bahwa molekul kimia kehidupan pasti berasal dari lautan awal Bumi. Tapi, dalam percobaan baru, muncul hasil lain yang berbeda.

Scienceagogo melansir bahwa para peneliti menggunakan ruang vakum yang didinginkan dengan suhu mencapai 10 derajat di atas suhu nol. Ruang ini digunakan untuk pusat campuran es, karbondioksida, amonia, dan berbagai hidrokarbon seperti metana, etana, dan propana.

Saat bahan kimia dirangsang dengan elektron energi tinggi untuk mensimulasikan sinar kosmik di ruang angkasa, bahan kimia tersebut bereaksi membentuk senyawa organik kompleks.

Kemudian peneliti menganalisis hasilnya menggunakan Mars Organic Analyzer. Mars Organic Analyze merupakan suatu instrumen yang dirancang sebagai deteksi ultra sensitif. Selain itu, instrumen tersebut juga memiliki kemampuan mengidentifikasi molekul organik kecil dalam sistem tata surya.

Hasilnya, secara khusus, para peneliti menyaksikan penciptaan dipeptides (pasangan asam amino), yang penting bagi kehidupan di Bumi. Analisis lebih lanjut mengungkapkan, adanya sembilan asam amino yang berbeda dan setidaknya dua dipeptide.

Para peneliti mengatakan, senyawa tersebut mampu memicu evolusi biologi di Bumi.

"Ini menarik untuk mempertimbangkan bahwa blok bangunan terdasar biokimia yang memicu kehidupan di Bumi mungkin berasal luar angkasa," kata Richard Mathies, rekan penulis studi sekaligus ahli kimia UC Berkeley.

Hasil eksperimen ini telah dipaparkan dalam The Astrophysical Journal.

Podcast Hari KI Sedunia

IP Podcast Meriahkan Hari KI Sedunia Tahun 2024 di 33 Provinsi

DJKI Kemenkumham turut memeriahkan Hari KI Sedunia dengan menyelenggarakan berbagai kegiatan, salah satunya Podcast Hari KI Sedunia.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2024