Australia Bangun Pusat Pengobatan Diabetes

Diabetes
Sumber :
  • istockphoto

VIVAnews - Peneliti-peneliti medis asal Australia mengungkapkan bahwa merawat dan mengelola luka dengan menggunakan teknologi sains mutakhir dapat membantu meningkatkan mutu hidup puluhan ribu pasien diabetes di Indonesia.

Profesor Helen Edwards dan Profesor Zee Upton, peneliti biokimia dan biomedis dari Queensland Universiy of Technologi di Australia mengatakan, bahwa Indonesia memiliki populasi penderita diabetes terbesar keempat di dunia.

Tragedi Heli Presiden Iran Jatuh di Gunung, Bulan Sabit Merah: Tak Ada Jejak Korban Selamat

Dan, radang kaki diabetes (DFU) menjangkiti hampir 25 persen pasien diabetes. DFU diketahui penyebab 85 persen dari total amputasi diabetes.

"Radang kaki diabetes memiliki dampak sosial dan ekonomi yang besar, terkait dengan tingginya tingkat rawat inap, biaya perawatan, dan penurunan kemampuan pasien," kata Profesor Zee Upton, saat berbicara di Seminar Inovasi Pengelolaan Luka: Pengembangan Teknologi, Alat, Terapi dan Aplikasi Klinis Baru, di Kedutaan Besar Australia, Jakarta, 20 Februari 2013.

Penyembuhan luka dan jaringan sel masih merupakan salah satu tantangan klinis terbesar abad ke-21, mengingat perawatan dan pengelolaan luka menuntut biaya tinggi, yang akhirnya berdampak pada pasien, ekonomi, dan masyarakat yang lebih luas.
 
"Saat ini penelitian dalam penyembuhan luka dan perbaikan jaringan masih kurang berkembang, dan belum menerapkan pendekatan-pendekatan bioteknologi modern dan biomaterial yang inovatif, atau praktik klinisnya belum berdasarkan bukti-bukti yang jelas," kata Helen Edwards.

Zee Upton dan Helen Edwards bersama-sama mendirikan Pusat Penelitian Kooperatif Inovasi Pengelolaan Luka senilai 110 juta dolar Australia, setara Rp1,1 triliun, di Queensland University of Technology.

"Ini merupakan prakarsa penelitian luka terbesar dalam lingkup global, dan difokuskan pada pengembangan terapi, diagnosa, dan intervensi klinis berbiaya efektif," ujar Zee Upton.

Pusat Penelitian Kooperatif Inovasi Pengelolaan Luka ini diharapkan dapat membuat manajemen luka terbaru, sehingga dapat memberikan manfaat sosial dan ekonomi bagi masyarakat, serta industri sektor pelayanan kesehatan, termasuk di Indonesia.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati

APBN Tahun Pertama Pemerintahan Prabowo Bidik Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen, Dolar AS Rp 16.000

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ekonomi Indonesia ditargetkan tumbuh sebesar 5,1 persen hingga 5,5 persen pada APBN 2025.

img_title
VIVA.co.id
20 Mei 2024