5 Tren Penggerak Bisnis Online

Ilustrasi online.
Sumber :
  • http://rumpitekno.com
VIVAnews -
Pernah Dampingi Gibran ke Papua, Bahlil Bantah Tudingan Tak Netral
Rakuten, platform bisnis yang berkantor pusat di Jepang, memprediksi bahwa pertumbuhan transaksi belanja online di Indonesia di tahun 2013 akan mencapai US$500 juta, atau setara Rp4,8 triliun.

SIM Mati Bisa Diperpanjang, Tidak Perlu Bikin Baru

"Transaksi itu berasal dari seluruh platform, seperti Facebook, Kaskus, iklan baris, dan lainnya," kata Ryota Inaba, Presiden Direktur dan CEO PT Rakuten-MNC, di acara Ramalan Tren E-commerce 2013, di Jakarta, 13 Februari 2013.
Masyarakat Diimbau Waspada Terhadap Penawaran Paket Umrah dan Haji Harga Murah


Pernyataan itu didukung jumlah pengguna Internet di Indonesia sampai sampai saat ini mencapai sekitar 50 juta orang, dan sekitar dua persen di antaranya merupakan pengguna aktif berbelanja online.

Selain itu, di tahun 2012, pengeluaran orang-orang untuk belanja online berkisar Rp200.000 sampai Rp300.000. "Memang masih kecil, tapi kami melihat pertumbuhannya akan terus naik," tukas Ryoto Inaba.

Paling laris

Saat ini, barang-barang yang menjadi primadona di bisnis online masih seputar
gadget
, fashion, dan makanan. "Paling laris itu
gadget
dan fashion. Namun, kini
food and beverage
mulai meningkat," jelas dia.


"Itu karena kami telah memperluas layanan pengririman barang, logistik maupun
cash on delivery (COD)
," tandas pria yang akrab dipanggil Popeye itu.


Di Indonesia, tren
e-commerce
terlihat naik. Fakta ini bisa dilihat dari mulai banyaknya pemain-pemain di bisnis online yang mulai beriklan di media-media.


"Dari situ, kita bisa melihat kalau tren belanja online sudah diminati oleh masyarakat Indonesia," jelas Ryoto Inaba.


Rakuten pun membeberkan lima tren yang mendorong pertumbuhan bisnis online di tahun 2013, yaitu:

1.
Sentuhan personal ke arah loyalitas

Ada hal klasik yang tidak berubah di industri ritel. Rahasia kesuksesan adalah ketika konsumen kembali merekomendasikan si peritel ke teman-temannya. Media sosial yang memungkinkan peritel berdialog secara personal pada para pelanggan dan teman-temannya.


2.
Mengubah cara membayar

Di Indonesia, masih banyak konsumen yang tidak terbiasa melakukan transaksi kartu kredit melalui Internet, sehingga penawaran layanan tunai atau COD akan sangat membantu penjualan.


3.
Bangkitnya peritel spesialis

Sudah banyak bermunculan peritel spesialis yang menawarkan layanan informasi yang lebih personal, seperti peritel spesialis
cake, wine,
dan sebagainya.


4.
Pertumbuhan
mobile commerce

Mobile commerce, atau niaga melalui perangakat mobile, menjadi salah satu tren yang menanjak di Indonesia. Pada tahun 2010, Frost and Sullivan mengestimasi pengguna
mobile commerce
di Indonesia akan tumbuh rata-rata 67 persen per tahun antara tahun 2010 sampai 2015. Di tahun 2015, pengguna
mobile commerce
akan menyentuh 145,2 juta orang.


5.
Peningkatan integrasi mobile

Kita akan melihat toko-toko online akan lebih terintegrasi dengan mobile, baik penggunaan aplikasi, kode QR, serta pergeseran alat-alat pembayaran yang tersedia, seperti Near Field Communication (NFC) dan Passbook dari Apple.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya