Klik Indonesia, Gerakan Membangun Konten Internet Asli Indonesia

Anak belajar internet
Sumber :

VIVAnews - Potensi internet Indonesia sangat besar melihat pertumbuhan internet yang semakin berkembang. Namun sayangnya, potensi tersebut banyak lari ke luar negeri mengingat konten asing mendominasi akses dari pengguna internet Indonesia.

Menurut Ketua Umum Gerakan Klik Indonesia, Henri Kasyfi Soemartono, saat ini 70 persen konten internet di Indonesia dikuasai oleh konten asing. Pengguna internet Indonesia dinilai tidak maksimal menikmati nilai ekonomisnya.

4 Pelaku Terorisme Moskow Ternyata di Bawah Pengaruh Obat-Obatan Terlarang

Ia juga menambahkan, pengguna internet Indonesia saat ini mencapai 63 juta meski penetrasi internet hanya 23 persen dan 70 persen mengakses  di antaranya melalui ponsel. Potensi ini akan semakin berkembang seiring dengan pertumbuhan ponsel pintar.
 
"Ternyata banyak yang tidak sadar, kalau akses ke konten asing memberi pendapatan kepada mereka. Untuk itu Klik Indonesia untuk konten Indonesia, kita jadi tuan rumah di negeri sendiri," kata Henri dalam Talkshow dan Deklarasi Klik Indonesia di Gedung Cyber, Kuningan Jakarta, Rabu 12 Desember 2012.

Selama ini, kata dia, masyarakat Indonesia salah kaprah dengan pencapaian statistik internet. Sebagaimana diketahui, pengguna Twitter Indonesia merupakan terbesar ke-5, pengguna Facebook Indonesia terbesar ke-4 di dunia, dan ini menurutnya merupakan kebanggaan semu.

Ia menambahkan bahwa saat ini dari 10 besar konten yang paling sering diakses, hanya dua konten yang merupakan asal Indonesia. "8 konten dari luar semua," katanya. Maka dari itu ia melihat semangat gerakan Klik Indonesia sebagai pengingat bahwa konten Indonesia harus bangkit.

"Kami ingin menyadarkan dan membangunkan bahwa kita sudah kesiangan untuk konten, maka kita  harus bangun," ujarnya.

Meski demikian, bukan berarti ia mengajak untuk anti konten asing. Ketergantungan pada konten asing sudah menjadi kebutuhan pengguna internet Indonesia.

Sayangnya, ekosistem konten misalnya operator malah memperjuangkan konten asing dalam memasarakan produknya. "Kenapa tidak memasarkan konten lokal kita yang sudah membanggakan Indonesia," tambahnya.

Lebih ironis, lanjutnya, konten-konten asing yang bergerak di Indonesia, tidak membangun infrastruktur di Indonesia tapi justru hanya membuka kantor pemasaran dan sales. "Itu bukti bahwa mereka cuma menjadikan Indonesia sebagai pasar. Kita dijadikan objek, disedot ekonomi kita. Kita saja yang tidak sadar," ujarnya.

Ditambahkan lagi, saat ini sekitar 250 Gbps sambungan internasional (bandwidth) dari dan ke Indonesia ke luar negeri. Dari jumlah sambungan tersebut, biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 1,5 triliun per tahun devisa yang terbang ke luar negeri. Dari jumlah bandwidth tersebut, yang diunduh konten asing sebesar 70 persen, sedangkan sisanya konten Indonesia yang diakses keluar, yakni konten Indonesia dan konten bisnis.

Jadi, tambah Henri, setiap tahun uang yang keluar sekitar Rp 1,05 triliun. Untuk itu visi dari Klik Indonesia adalah, Internet Indonesia untuk Bangsa Indonesia. Sedangkan misinya adalah mensosialisasikan pengguna Internet Indonesia bahwa setiap klik mereka sangat berarti bagi Industri Internet Indonesia.

Selain itu, Klik Indonesia akan memfasilitasi pengembangan konten lokal dan klaborasi inkubasi, serta mendorong regulasi yang berpihak kepada konten lokal. Sejak dibuka pendaftaran pada 8 Desember lalu, sudah 150 lebih konten khas Indonesia mendaftar. (umi)

Gedung Kemenkopolhukam

Kemenko Polhukam Susun Rencana Bangun Sistem Pertahanan Semesta di IKN

Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menggodok rencana membangun sistem pertahanan semesta di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024