Kwangmyong, Internet Ala Korea Utara

Kim Jong-Un dan Istrinya
Sumber :
  • REUTERS/KCNA

VIVAnews - Internet telah menghubungkan orang dengan tempat atau orang lain di seluruh dunia. Internet membuka informasi dan perkembangan dunia secara terkini. Tapi bagaimana internet di negara yang sangat tertutup dengan dunia luar seperti Korea Utara?

Menakar Peluang Timnas Indonesia Lolos ke Piala Dunia 2026, Ada Berapa Tahap Lagi?

Meski tertutup, negara di semenanjung Korea ini mengembangkan sistem internet besutan mereka sendiri.

Tentunya, sistem internet di Korea Utara memiliki kekhasan. Misalnya dalam sebuah situs di Korea Utara, sepotong pemrograman harus disertakan dalan setiap kode halaman. Ini berfungsi sangat mudah namun penting.

Contohnya, saat nama pemimpin Korut, Kim Jong-un disebutkan. Otomatis nama tersebut ditampilkan sedikit lebih besar dari teks sekitarnya. Meski tidak banyak, tapi cukup untuk membuat nema Jong-Un menonjol.

Menurut stasiun berita BBC, wujud internet di Korea Utara juga sangat terbatas. Di ibukota negara, Pyongyang, hanya ada satu warnet saja dengan sistem operasi komputer tidak menjalankan Windows, melainkan sistem operasi besutan Korut, Red Star.

Kabarnya, sistem operasi ini merupakan perintah langsung dari Kim Jong-il, penguasa Korut sebelumnya.

Kalender komputer pun tidak terbaca 2012, tapi 101. Tahun 101 merupakan jumlah tahun sejak kelahiran Kim Il-sung, mantan pemimpin Korut yang teori politiknya menentukan keputusan kebijakan.

Hak istimewa akses ke internet hanya untuk para elite, beberapa akademisi dan ilmuwan Korut. Warga negara biasa tidak mendapatkan akses ke "internet".

Bukan hanya akses, jaringan internet di Korut ini juga sangat terbatas. Sistem intranet yang sangat tertutup beda dengan jaringan global yang luas sehingga orang yang di luar negeri tahu apa yang terjadi.

"Sistem yang mereka telah siapkan adalah salah satu yang mereka dapat kendalikan dan runtuhkan jika perlu," jelas Bruce.

Sistem intranet Korut disebut Kwangmyong, dan dikelola oleh penyedia layanan internet tunggal yang dijalankan oleh negara.

Menurut Bruce, sebagian besar sistem tersebut terdiri dari "papan pesan, fungsi chatting, dan media yang disponsori negara". Jadi tidak mengherankan, jika di sini tidak ada Twitter.

"Untuk banyak pemerintah otoriter, melihat apa yang terjadi di Timur Tengah, mereka mengatakan daripada membiarkan Facebook dan Twitter, bagaimana jika pemerintah menciptakan Facebook di mana negara bisa memantau dan mengontrolnya?" kata Bruce.

Sedangkan sistem operasi Red Star menjalankan browser Naenara yang berarti Negaraku. Naenara merupakan versi browser yang disesuaikan dari Firefox. Browser lokal ini berbagi dengan portal online negara. Browser ini juga memiliki versi bahasa Inggris.

Situs berita yang ada di negeri ini adalah Voice of Korea dan harian resmi negara, Rodong Sinmun. Siapapun yang memproduksi konten untuk situs tersebut haruslah berberhati-hati. Reporters Without Borders, sebuah organisasi yang memantau kebebasan pers global, mengatakan beberapa jurnalis Korea Utara telah dikirim ke kamp-kamp "pendidikan revolusi," hanya karena kesalahan ketik dalam artikel mereka.

Di luar sistem intranet Kwangmyong, beberapa warga Korea Utara memiliki akses internet tanpa filter. Namun, tetap saja internet tersebut dibatasi untuk hanya beberapa keluarga, itupun yang mempunyai hubungan langsung dengan Kim Jong-un.

Pembakar Al-Quran Salwan Momika 'Diusir' dari Swedia, Kini Pindah ke Norwegia

Warga Korea Utara memang kekurangan informasi selain informasi propaganda pemerintah, sementara internet juga ditentukan di atas kebutuhan negara. Namun ada sebuah keyakinan bahwa peningkatan kontrol tersebut mulai berkurang. 

"Pemerintah tidak bisa lagi memantau semua komunikasi di negara ini, yang bisa dilakukan sebelumnya," jelas Scott Thomas Bruce, Director of the US office of the Nautilus Institute, yang telah menulis banyak tentang Korea Utara, seperti dilansir BBC, Senin 10 Desember 2012. "Ini adalah perkembangan yang sangat signifikan." (kd)

Pihak Rusia keluarkan potret pelaku ISIS terorisme di Moskow

Marah Anggotanya Disiksa, ISIS Rilis Video Ancam Bunuh Presiden Putin: Berhenti Siksa Anggota Kami!

Kelompok teroris ISIS baru saja telah merilis sebuah video teror yang mengancam Rusia dan Presiden Vladimir Putin karena menyiksa para anggotanya saat berada di dalam tah

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024