Komodo Betina Cepat Mati Akibat Kerja "Rumah Tangga"

Taman Nasional Komodo.
Sumber :

VIVAnews -- Ia dijuluki "dinosaurus terakhir di muka bumi". Sejak eksistensinya terkuak secara luas tahun 1910 silam, komodo menjadi obyek penelitian para ilmuwan. Satu persatu misteri hewan bernama latin Varanus komodoensis itu terkuak.

Baru-baru ini, sekelompok peneliti berhasil menguak misteri, mengapa masa hidup komodo betina hanya setengah dari para jantan. Rata-rata betina hidup sampai usia 31 tahun, sementara para jantan mampu bertahan hingga jompo, 62 tahun.

Studi terbaru menunjukkan, tuntutan kerja fisik termasuk membangun sarang dan melindungi telur, mempersingkat usia para betina.

Tim meneliti 400 komodo sejak tahun 2002 sampai 2010 di habitat aslinya di Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Ilmuwan menemukan, awalnya Komodo jantan dan betina memiliki ukuran relatif sama, hingga mencapai usia kematangan seksual sekitar 7 tahun.

Sejak titik itu, pertumbuhan para betina melambat, maksimal tumbuh sepanjang 1,2 meter dan berat 22 kilogram. Sementara para jantan, tumbuh rata-rata sepanjang 1,6 meter dan berat 65 kilogram.

"Perbedaan berdasarkan jenis kelamin diduga kuat terkait dengan kerja berat yang menguras energi para betina dalam memproduksi telur, membangun dan melindungi sarang mereka," kata Tim Jessop, ahli ilmu hewan dari  University of Melbourne. "Proses seperti itu bisa makan waktu enam bulan, para  betina kehilangan berat badan dan mengalami penurunan kondisi tubuh secara cepat."

Perbedaan pertumbuhan jantan dan betina juga bisa dilihat sebagai adaptasi evolusioner untuk memastikan keberhasilan reproduksi. Para betina, yang bisa melahirkan dalam kondisi perawan, mulai menghabiskan energi mereka dalam tugas-tugas sebagai ibu, setelah mereka mencapai usia kematangan seksual. Sebaliknya, komodo jantan sibuk membesarkan badan agar unggul dalam persaingan dengan komodo lain dalam hal mempertahankan teritori.

"Hasil ini mungkin tampak aneh bagi manusia, bahkan jika dikatakan masa hidup pria dan wanita di Australia berbeda hanya 5 tahun. Namun, setiap spesies memiliki strategi yang berbeda untuk mewariskan gen mereka," kata Jessop dalam sebuah pernyataan.

"Misalnya manusia menghabiskan banyak energi untuk membesarkan anak-anak, sedangkan serangga bisa memiliki ratusan keturunan tanpa repot-repot merawat anak."

Fakta perbedaan masa hidup antara Komodo jantan dan betina menimbulkan kekhawatiran, binatang itu bisa jadi segera punah. Sebab, meski ahli konservasi memperkirakan ada 5.000 spesies yang tersisa di alam liar, jumlah betina mungkin hanya 350 ekor.

"Banyak betina yang mati muda akan meningkatkan kompetisi sengit antar jantan untuk memperebutkan pasangan, yang dapat meningkatkan dimorfisme seksual dalam spesies.

Penelitian para ahli diterbitkan jurnal PLoS ONE online 19 September 2012. (Sumber: LiveScience)

Baca juga:

Hasil Qatar Vs Timnas Indonesia U-23 Dibatalkan karena Protes ke AFC? Begini kata Sang Manajer

Pentingnya Akses Air Bersih dalam Menyempurnakan Ibadah

Ahmad mengungkapkan bahwa air bersih sangat dibutuhkan warga pesantren dan sekitar untuk mandi, berwudhu dan kebutuhan ibadah lainnya.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024