Kisah Cinta dan Penyesalan Terdalam Steve Jobs

Mantan CEO Apple Steve Jobs
Sumber :
  • REUTERS/Matt Dunham

VIVAnews - Rabu 5 Oktober 2011, Steve Jobs menatap istri tercintanya, Laurene, kemudian ke wajah anak-anaknya, lalu ke sebuah titik nun jauh di sana. Bibirnya mengucapkan kata terakhir, "Oh, wow. Oh, wow. Oh, wow...."

Setahun berlalu setelah kematiannya, kisah cinta pendiri Apple itu akan diungkap dalam sebuah buku. Penulisnya bukan istri yang mendampinginya hingga di saat-saat akhir, tapi seorang perempuan dari masa lalunya: pacar masa SMA sekaligus ibu dari anak perempuan Jobs, Lisa.

Chrisann Brennan, nama perempuan itu, berencana menulis kisah hubungannya dengan Jobs yang jauh dari mulus, menempuh jalan terjal, dalam sebuah memoar yang diterbitkan St Martin's Press.

Brennan, seorang pelukis, yang kini tinggal di San Francisco Bay Area mengaku bertemu Jobs saat sama-sama sekolah di Homestead High School, Cupertino, California.

Pasangan itu tinggal bersama di dalam sebuah pondok selama musim panas setelah lulus sekolah, melakukan perjalanan spiritual ke India, dan menghadiri kuliah bersama.

Di usia 17 tahun, kata Brennan, Steve Jobs sangat tersentuh puisi-puisi Beat,  sebuah grup penulis Amerika pasca Perang Dunia II, yang karyanya dipengaruhi tren saat itu: eksperimen obat terlarang, seks alternatif, minat pada kepercayaan Timur, penolakan materialisme, dan kebebasan ekspresi. "Seolah-olah puisi Beat mengarahkan Steve ke masa depan teknologinya," kata Brennan.

Setelah pulang dari India, pasangan itu tinggal bersama, tapi di kamar terpisah di sebuah rumah di Los Altos, California. Hubungan mereka kemudian menghangat hingga membuat Brennan hamil, seorang putri yang kini dikenal sebagai Lisa Brennan-Jobs.

Lisa lahir pada 17 Mei 1978, saat itu Jobs baru berusia 23 tahun.

Namun, Jobs menolak bertanggung jawab, karena merasa bayi perempuan itu bukan anaknya. Selama dua tahun ia mengelak.  Dia bahkan bersumpah dalam dokumen pengadilan bahwa ia tidak bisa menjadi ayah Lisa karena mandul.

Meski demikian ia mengabadikan nama putrinya dalam sebuah produk Apple, Apple Lisa. Namun, baik Jobs dan Apple kala itu mengelak dan mengklaim itu adalah akronim dari Local Integrated Software Architecture.

Brennan dan Lisa lalu pindah ke sebuah rumah bobrok di Menlo Park. Setahun kemudian, tes DNA membuktikan Jobs adalah ayah Lisa.

Akhirnya Jobs menyerah, pada tahun 1986 Lisa akhirnya bertemu dengan ayahnya. Meski awalnya canggung, hubungan keduanya makin membaik. Lisa yang kelak menjadi jurnalis lulusan Harvard, mulai pergi berlibur dengan ayahnya, dan pada tahun 1991 atau 1992, saat remaja, dia tinggal bersama Jobs.

Dalam biografi yang ditulis Walter Isaacson, seperti dikutip CNET, Jobs sangat menyesali kesalahan di masa lalunya, terutama pada putrinya. "Seandainya aku menanganinya dengan cara berbeda," kata Jobs. "Saat itu aku tak melihat diriku sebagai seorang ayah, karena itulah aku tak berani menghadapinya. Aku sudah mencoba melakukan hal yang benar."

Penyesalah Jobs tak hanya telah menelantarkan sang putri. Tapi, ia mengulangi kesalahan yang dilakukan Abdulfattah John Jandali, pria asal Suriah, ayah biologisnya yang juga membuatnya terlantar. (umi)

Arus Mudik di Aceh Diprediksi Meningkat 9 Persen pada 2024
Gedung BNI.

BNI Bakal Terbitkan Global Bond US$500 Juta, Jadi Incaran Investor Asing

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BBNI akan menerbitkan surat utang senior dalam denominasi dolar Amerika Serikat atau global bond.

img_title
VIVA.co.id
28 Maret 2024