Tantangan Menjadi Geisha Bule di Jepang

Fiona Graham
Sumber :
  • The Telegraph

VIVAnews - Bagi kebanyakan perempuan Jepang, geisha mungkin bukan pilihan profesi yang umum walau merupakan bagian dari kebudayaan mereka. Maka, publik lokal terheran-heran saat ada perempuan Barat memutuskan untuk menembus tradisi itu dan dilatih menjadi geisha.

Di Jepang, Geisha dikenal sebagai seniman atau penghibur tradisional. Namun, istilah "gadis geisha" umum digunakan pada masa pendudukan Amerika Serikat di Jepang pasca Perang Dunia Kedua mengandung konotasi prostitusi. Dengan kata lain, mereka sering disebut sebagai wanita penghibur.

Adalah Fiona Graham, seorang wanita Australia yang juga pemegang gelar PhD jurusan Antropologi Sosial dari kampus bergengsi Oxford University, yang memutuskan untuk menjadi geisha. Dilansir Daily Mail Kamis 15 Maret 2012, Graham memulai debutnya sebagai geisha dengan nama Sayuri pada 2007 setelah setahun persiapan dan latihan di distrik Asakusa, Tokyo.

Seperti layaknya geisha lainnya, di distrik bersejarah negeri Sakura itu, dia juga tergabung dalam sebuah asosiasi geisha, yaitu di Asosiasi Geisha Asakusa. Graham bekerja di sana selama lebih dari tiga tahun.

Pada 2011 dia tidak lagi bergabung dengan asosiasi, konon untuk alasan yang buruk. "Dia sering tidak mengikuti pelajaran dan sering tidak mematuhi peraturan. Dia juga sering melawan kami," kata seorang geisha rekannya.

Namun, tuduhan ini ditepis Graham, yang kini bekerja sebagai geisha independen. Dia menekankan, sebagai seorang Kaukasia, dia harus bekerja jauh lebih keras daripada geisha Jepang.

"Memiliki kulit putih sama sekali bukan keuntungan dalam industri ini. Pelanggan tidak mencari geisha kulit putih. Jadi, bagi saya ini lebih sulit," kata wanita yang jatuh cinta pada budaya Jepang sejak usianya masih 15 tahun.

Secara teknis, Graham bukanlah wanita Kaukasia pertama yang bersentuhan dengan industri geisha. Sebelumnya, ada Lesley Downer asal Inggris dan yang paling terkenal, Liza Dalby yang memiliki kewarganegaraan Amerika Serikat.

Downer, yang tinggal selama 12 tahun di Jepang, menyelami kehidupan geisha di kota Kyoto selama enam bulan. Suka duka kehidupan geisha dan latar belakang historis mereka pun dituangkan dalam buku Geisha: The Secret History of a Vanishing World, yang terbit pada 1999.

Eksotisme geisha juga memikat Dalby, seorang antropolog. Dia dianggap sebagai pakar dalam studi komunitas Geisha, dan bertindak sebagai konsultan novelis Arthur Golden yang terkenal dengan karyanya Memoirs of A Geisha. (ren)

1 Poin dari Markas Persib Cukup Membuat Bhayangkara FC Bersyukur
Game MMORPG Tarisland.

Game MMORPG Tarisland Siap Menggebrak, Ada Streamer Indonesia

Nimo secara khusus mengundang game MMORPG Tarisland yang sangat dinantikan-nantikan. Para tamu yang diundang, di antaranya streamer Depinaa dari Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024