Ilmuwan Swiss Ciptakan 'Mighty Mouse'

Mighty Mouse
Sumber :
  • wired.com

VIVAnews - Ingat sang tikus perkasa di serial Mighty Mouse? Dalam kartun televisi yang ditayangkan tiap Minggu pagi di stasiun televisi swasta belasan tahun lalu itu, seekor tikus berotot dan bisa terbang seperti Superman tampil menjadi pahlawan super.

Sekumpulan ilmuwan di Swiss. seperti dikutip dari Daily Mail,  kini sedang melakukan penelitian untuk membuat 'Mighty Mouse'. Tapi, ilmuwan ini tidak bermaksud menciptakan seekor tikus menjadi pahlawan super, yang kemudian bernyanyi.. "Here I come to save the day!".

Tapi, ilmuwan Swiss ini sedang 'menciptakan' tikus yang memiliki kekuatan otot ganda, untuk mencari cara dalam mengatasi penyakit yang sering muncul di masa penuaan. Tidak hanya memiliki kekuatan ganda, dalam sebuah tes di treadmill, tikus ini juga mampu lari dengan jarah sejauh dua kali dari tikus pada umumnya.

Tikus super ini 'diciptakan' dengan menarik sebuah gen. Sehingga tanpa gen itu, hewan pengerat ini memiliki energi dan kekuatan yang lebih besar. Ilmuwan di Ecole Polytechnique Federale di Lausenne menamakan gen kecil itu "NCoR1". Gen kecil ini berpengaruh terhadap kekuatan dan kemampuan otot.

Jika hal yang sama dilakukan kepada manusia, para ilmuwan percaya ini bisa menjadi terapi melawan kesia-siaan otot menjelang penuaan, yang terkadang menyebabkan keretakan tulang atau penyakit lain terkait otot dan sendi.

Ilmuwan ini kemudian berusaha mengembangkan obat yang mampu menghasilkan efek serupa. Dengan melakukan modifikasi agar tikus itu menghentikan kerja "NCor1", mereka terus menekan enzim yang secara normal menghentikan otot mengembang,

Selain mampu lari lebih cepat dan lebih lama, tikus ini juga terbukti mampu mengatasi udara dingin. Dengan menekan NCoR1 ini, ilmuwan menemukan otot-otot lebih padat dan di tisunya mengandung mitochondria (semacam 'baterai' yang menghidupkan sel) lebih banyak.

Ujicoba yang sama berhasil dilakukan pada cacing. Karena itu para ilmuwan percaya modifikasi juga bisa diaplikasikan kepada manusia. "Ini bisa menjadi cara untuk melawan melemahnya otot dalam penuaan," kata pemimpin tim penelitian ini, Profesor Johan Auwerx.

"Kami berpikir bahwa ini bisa digunakan sebagai dasar dalam pengembangan dalam mengatasi penyakit otot (muscular dystrophy) secara genetik. Jika hasilnya sudah bisa dikonfirmasi baik pada manusia, tak ada pertanyaan lain ini akan menarik perhatian, dari para ahli medis hingga atlet," ucap Auwerx.

Tapi ada masalah etis yang akan muncul. Jika ini juga dilakukan atlet, maka jelas ini merupakan sebuah perbuatan tidak sportif. "Akan sangat penting untuk institusi anti-doping dalam mengawasi ini," tutur Auwerx.

Han So Hee vs Hyeri: Drama Cinta Segitiga Ryu Jun Yeol Kembali memanas!
Bea Cukai gagalkan peredaran kokain cair

Joint Operation Bea Cukai dan Polri Gagalkan Peredaran Kokain Cair dan Serbuk MDMA

Joint operation Bea Cukai dan Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Metro Jaya ungkap dua kasus tindak pidana narkotika jaringan internasional.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024