- VIVAnews
VIVAnews - Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh Symantec, terlihat bahwa produsen software keamanan palsu semakin meningkatkan usaha mereka.
Pada 2010, software ‘pengaman’ tersebut mulai mengambil alih komputer pengguna, membuatnya menjadi tidak dapat dipakai, dan menahannya untuk dimintai tebusan. Selain itu, banyak software yang tidak secara eksplisit berbahaya, tetapi cukup meragukan.
“Symantec telah mengamati beberapa perusahaan antivirus palsu yang menjual kopi antivirus buatan perusahaan antivirus lain yang diganti mereknya dan kemudian dijual sebagai produk mereka,” kata juru bicara Symantec, pada keterangannya, Rabu 1 September 2010.
Dalam kasus-kasus seperti ini, Symantec menyebutkan, pengguna sebenarnya memang mendapat software antivirus yang mereka bayarkan. “Akan tetapi, sebenarnya software tersebut bisa didownload secara gratis dari tempat lain,” tuturnya.
Contoh lain, baru-baru ini terungkap sebuah perusahaan, bernama Online PC Doctors, yang agen pemasarannya menghubungi pengguna komputer lewat telepon dalam upayanya membujuk pengguna agar percaya bahwa komputer mereka ‘terinfeksi’.
“Setelah agen tersebut berhasil meyakinkan pengguna bahwa komputer mereka terinfeksi, sang agen akan menghubungkan komputernya ke komputer pengguna dari jarak jauh untuk meneliti lebih lanjut,” kata Symantec.
Tentunya, menurut juru bicara Symantec, agen tersebut kemudian melaporkan bahwa mereka menemukan infeksi malware yang parah, baik itu benar atau tidak.
Pengguna diminta tidak perlu khawatir, karena agen kemudian menjelaskan bahwa Online PC Doctors dapat ‘mengatasi’ masalah tersebut secara gratis. Korban hanya perlu mengirimkan email ke Online PC Doctors dengan informasi pembayaran pengguna yang bersangkutan, termasuk detail lengkap kartu kreditnya. (art)