- AP Photo
VIVAnews - Sebuah tayangan televisi di Arab Saudi telah menyinggung perasaan para pria, tapi dianggap menyenangkan bagi kaum wanita di negara tersebut. Drama sindiran yang membalikkan hukum, diperbolehkannya poligami menjadi diperbolehkannya poliandri tersebut langsung menuai protes dari para ulama Arab.
Tayangan berjudul "Tash ma Tash" yang berarti permainan koin "kepala atau ekor" ini, disiarkan di stasiun TV MBC setiap bulan Ramadan.
Episode kali ini menayangkan kisah seorang wanita muslim yang menikahi empat orang lelaki. Si wanita juga ingin menceraikan salah satunya karena ingin menikahi lelaki lain.
Tayangan itu langsung saja membuat panas para ulama Arab Saudi yang terkenal konservatif. Mereka meminta pemerintah menahan produser tayangan itu.
"Saya memohon kepada Penjaga Dua Mesjid Suci (Raja Abdullah) untuk membawa produser dan stasiun televisi yang menayangkan acara ini ke pengadilan," kata Syekh Saad al-Buraik di stasiun tv Daleel, beberapa jam setelah episode itu disiarkan, Jumat 27 Agustus 2010.
Larangan dan pemanggilan pengadilan acapkali diterima produser tayangan kontroversial itu. Disiarkan berkala setiap tahun pada bulan Ramadan di MBC, Tash ma Tash telah melalui 16 musim penayangan dengan cerita yang berbeda.
Tahun ini, mereka menyindir hukum poligami, yang memperbolehkan pria menikahi sampai empat istri yang diberlakukan oleh Agama Islam dan Kristen. "Kami ingin menyajikan pencitraan terbalik untuk mengungkapkan ketidakadilan dan penderitaan dari wanita yang suaminya menikah lebih satu istri," ujar salah satu aktornya, Abdullah al-Sadhan kepada koran lokal Okaz.
Salah satu pemuka Islam Saudi, Syekh Buraik, tidak sependapat dengan tayangan itu. Menurut dia, ide poliandri dan naskah yang ditayangkan pada tayangan itu menjijikkan. "Tayangan itu menggunakan komedi untuk mengejek para ulama dan agama. Itu menjijikkan," kata Buraik.
Namun, tidak demikian dengan para pemuda Saudi. Mereka menanggapi sindiran pada tayangan itu dengan lebih terbuka dan lebih toleran.
"Tayangan ini sangat bagus dan mengirimkan pesan kepada mereka yang menikah lebih dari satu istri tanpa alasan yang jelas. Mereka menyampaikannya dengan komedi yang menunjukkan penghargaan terhadap perasaan perempuan," ujar mahasiswa usia 22 tahun, Mohammad Hussein.