Peluncuran Satelit Palapa-D

Petinggi Indosat Sempat Ragukan Roket China

VIVAnews Rachmat Gobel, sebagai salah satu Komisaris Indosat yang baru-baru ini turut menyaksikan peluncuran satelit Palapa-D di XiChang China, awalnya memang sempat meragukan kualitas roket buatan China yang digunakan untuk meluncurkan satelit Indosat.

"Saya sempat tidak yakin dengan roket buatan China," kata bos Panasonic ini di sela-sela acara Business Strategy Workshop 2010 di Jakarta, Selasa, 26 Januari 2010. Tapi, Gobel mengaku penasaran dan menanyakan kepada pabrikannya, berapa jumlah komponen roket tersebut.

Setelah itu Gobel mendapat penjelasan, bahwa roket tersebut tersusun atas 20 ribu komponen, dimana 90 persen diantaranya komponen lokal China, sisanya 10 persen impor.

"Saya tanya kepada mereka apakah 10 persen diimpor itu yang kualitasnya bagus. Mereka bilang, tidak. Justru yang 90 persen itu yang sudah berkualitas," Gobel menerangkan.

Mendengar penjelasan itu, Gobel mengaku percaya bahwa teknologi yang dimiliki negara panda tersebut cukup hebat, dan tidak sekedar menjual produk dengan harga murah semata. "Memang orang China itu strateginya, masuk dengan murah dulu, baru bikin produk berkualitas," kata Gobel.

Pada 31 Agustus 2009 lalu, Indosat memang meluncurkan satelit Palapa-D miliknya untuk menggantikan Palapa-C2 yang masa operasinya akan habis pada 2011. Peluncuran satelit itu dilakukan atas bantuan roket Chang Zheng-3B (CZ3B-12) buatan China, pukul 17.28 waktu XiChang atau 16.28 wib.

Walaupun satelit ini sempat dikabarkan mengalami gangguan, akibat masalah teknis pada pengapian tahap ketiga, namun akhirnya Palapa-D dinyatakan telah berhasil ditempatkan di posisi normal orbit transfer geostasioner atau Geostationary Transfer Orbit (GTO).

Geostationary Transfer Orbit merupakan orbit transfer yang ditempati sebuah satelit sebelum menuju ke slot orbit akhirnya, di koordinat 113 derajat Bujur Timur, menggantikan posisi orbit Palapa-C2.

Dibandingkan dengan Palapa-C2, Satelit Palapa-D besutan Thales Alenia Space France (TAS-F), memiliki kapasitas lebih besar, yaitu 40 transponder. Antara lain terdiri dari 24 standar C-band, 11 extended C-Band serta 5 Ku-band, dengan jangkauan mencakup Indonesia, negara-negara ASEAN, Asia Pasifik, Timur Tengah dan Australia.

Satelit Palapa-D memiliki berat 4.100 kg dan tenaga payload sebesar 6kW. Satelit ini menyediakan beberapa layanan antara lain sewa transponder untuk layanan broadcasting dan cellular backhaul, VSAT service, DigiBouquet dan Telecast Service, untuk memenuhi kebutuhan korporasi dalam komunikasi data dan broadcasting.

Prediksi Semifinal Piala FA: Coventry City vs Manchester United
Politisi DPP PKB, Daniel Johan

DPP Berani Ungkap Indonesia sedang Dilanda Krisis Paling Berbahaya

Ketua DPP BERANI, Lorens Manuputty menyoroti tiga krisis yang terjadi di Indonesia saat pelantikan tersebut. Menurut dia, Indonesia saat ini sedang mengalami krisis yang

img_title
VIVA.co.id
20 April 2024