Pemerintah Akui Sulit Jinakkan Industri e-Commerce

Menkominfo Rudiantara
Sumber :
  • Viva.co.id/Amal Nur Ngazis
VIVA.co.id
Empat Alasan Bisnis E-Commerce RI Terbesar di Asia
- Pemerintah saat ini sedang menggodok industri
e-Commerce
E-Commerce 'Bonek' Berambisi Taklukkan Ibu Kota
melalui kementerian terkait. Sebab, potensinya diprediksikan akan terus meningkat.
Pemain e-Commerce Taruh Harapan ke Kabinet Baru Jokowi


Pada tahun 2014 lalu, total transaksi masyarakat untuk berbelanja online mencapai US$12 miliar atau meningkat hampir 50 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Angka transaksi tersebut diperkirakan akan terus melonjak di masa mendatang.

Namun, untuk mengelola industri yang baru masuk ke Indonesia beberapa tahun ini, pemerintah mengakui kesulitan. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara saat menjadi keynote speaker dalam acara Entrepreneurship Seminar & Expo "Sociocreativepreneu" di Bale Sawala Unpad Jatinangor, beberapa waktu lalu.

Saat itu, Rudiantara menyampaikan mengenai persoalan "Information Technology and Its Role in Developing Present and Future Business" kepada para peserta seminar yang hadir.



Untuk itu, dikatakan Rudiantara, pemerintah telah menyiapkan roadmap e-Commerce sebagai hasil kolaborasi dari delapan kementerian. Disebutkannya, roadmap tersebut mencakup pendanaan dan investasi, logistik, perpajakan, infrastruktur ICT, dan perlindungan konsumen.

"Ini yang pemerintah lakukan sekarang. Mengingat e-Commerce potensinya tinggi, tetapi juga masih banyak permasalahan di kita. Pemerintah masuk ke e-Commerce dengan roadmap e-Commerce," ujar pria yang disapa Chief RA ini dikutip dari laman Kominfo, Senin, 31 Agustus 2015.

Dalam roadmap tersebut, ia menjelaskan bahwa pemerintah berupaya memberikan kemudahan bagi para pelaku e-Commerce. Bahkan, kata Rudiantara, untuk start up company, kedepannya pemerintah akan membantu dalam hal pendanaan.

Menurut Rudiantara, hal inilah yang dapat menjadi peluang, terutama untuk mahasiswa yang akan memuliai bisnisnya.

Pada kesempatan tersebut juga, Rudiantara menyebutkan beberapa Sociocreativepreneur yang berhasil, terutama melalui fasilitas teknologi informasi. Salah satunya, Nadiem Makarim dengan aplikasi Go-Jek.

Dikatakannya, Go-Jek sesuai dengan konsep sociocreativepreneur, di mana mengandung unsur sosial dan kreatif. Melalui Go-Jek, Nadiem berusaha tidak menghantam sektor ekonomi informal (ojek), melainkan dengan turut mengajak para ojek menjadi anggota Go-Jek. Dengan menjadi anggota Go-Jek, mereka juga diberikan pelatihan juga asuransi.

"Ini dari aspek sosialnya. Itu betul-betul terjaga dalam artian mencoba menghindari kemungkinan potensi konflik sosial," kata pria lulusan Unpad itu.

Rudiantara juga mengungkapkan bahwa beberapa sociocreativepreneuer yang berhasil, diantaranya karena mereka selalu berangkat dari suatu masalah, lalu mereka mencoba menemukan peluang dibalik adanya masalah itu.

"Setiap ada permasalahan, disitu timbul peluang," ujar Rudiantara yang pernah mengisi berbagai jabatan operator telekomunikasi Indonesia ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya