Ini Bentuk Perangkat Teknologi 5G Ericsson

Kepala Peneliti Teknologi Ericsson, Sara Mazur
Sumber :
  • Ericsson

VIVA.co.id - Teknologi telekomunikasi generasi ke-5 (5G) disebut sebagai perpaduan dari semua teknologi nirkabel yang ada. Teknologi ini diklaim sebagai revolusi besar berikutnya yang bisa menghubungkan apa saja, mulai dari mobil sampai robot.

Kebanyakan pelaku industri percaya bahwa 5G akan bisa beroperasi dan digunakan pada 2020. Hal ini semakin terbukti berkat adanya uji coba yang dilakukan oleh vendor telekomunikasi, Ericsson.

Dilansir melalui Fortune, Senin, 31 Agustus 2015, Ericsson sedang melakukan uji coba perangkat 5G-nya di jalanan. Beberapa kota yang mendapat kehormatan akan uji coba itu adalah Stockholm, Sweden dan Plano, Texas.

Ini bukanlah perangkat mobile yang biasa. Pasalnya, meski memiliki kemampuan layaknya smartphone 4G yang ada di pasaran namun ukuran perangkat ini sangat besar. Bahkan dibutuhkan kendaraan khusus untuk membuatnya bergerak.

4G Belum Ramai, ZTE Agresif 'Jualan' 5G di Indonesia

Ini merupakan perangkat yang masih dalam tahap uji coba sehingga desain tidak terlalu diutamakan. Nantinya, perangkat ini akan memiliki ukuran yang sama seperti tablet, smartphone atau PC.

Diklaim Ericsson, perangkatnya itu bisa beroperasi dengan kecepatan sampai 2 Gigabyte per second (Gbps) atau lebih cepat 10 kali lipat dibanding teknologi 4G yang hanya mampu sampai 200 Mbps.

"Dasarnya hanyalah, bagaimana kami bisa membuat sistem yang bisa menghubungkan semua perangkat dalam kecepatan 10 sampai 20 Mbps. Namun yang harus menjadi perhatian tidak hanya kecepatan tapi terkait dengan apa yang bisa dilakukan 5G tetapi tidak bisa dilakukan di 4G," ujar peneliti teknologi Ericsson, Hakan Andersson.

Para peneliti di asosiasi GSM (GSMA) juga mempertanyakan hal yang sama. Mereka sedang mencari tahu apa peluang dan kelemahan yang harus dipetakan di industri teknologi 5G. Seiring dengan pencarian standar teknis 5G, diharapkan standar final bisa dirangkum pada 2019 nanti.

Kebanyakan ahli teknologi telekomunikasi berharap teknologi 5G bisa mulai dioperasikan pada 2020 nanti, tepat saat Olimpiade Tokyo. Namun tantangannya adalah mengenai fakta bahwa akan banyak spektrum di pita frekuensi rendah yang dimanfaatkan. Spektrum ini juga yang digadang-gadang akan menjadi basis tren 'internet of things'.

"Di masa depan, kita akan melihat dunia, di mana semua hal yang bisa terhubung akan terkoneksi. Itu hampir semua hal di dunia, terhubung secara virtual. Kami yakin, 2020 nanti akan ada 50 miliar perangkat yang terhubung. 5G akan menjadi pemicu terbesar dari koneksi itu," ujar Kepala Peneliti Ericsson, Sara Mazur.

Vendor telekomunikasi saat ini memang masih menggeber layanan 4G. Namun tidak membuat mereka berhenti berinovasi untuk 5G. April lalu, Nokia pernah mendemonstrasikan sistem yang bisa menghantarkan koneksi berkecepatan di atas 10 Gbps. Ini 40 kali lebih cepat ketimbang yang ditawarkan 4G.

Koneksi secepat itu bisa digunakan untuk teknologi video (video call, streaming, dan lainnya) dan gambar generasi berikutnya, dengan resolusi sebesar 16 kali lebih jelas ketimbang HD. Sistem Nokia ini juga 10 kali lebih cepat dibanding teknologi internet fiber optik, termasuk Google Fiber yang ada di Amerika.

Dalam uji coba itu, Nokia Networks bekerja sama dengan National Instrument (NI) untuk membangun teknologi seluler tercepat yang pernah ada. Teknologi itu mampu mengirimkan data dengan memanfaatkan frekuensi 73 GHz. Sebagai perbandingan, jaringan mobile saat ini menggunakan frekuensi antara 700 MHz dan 3,5GHz. Sedangkan kecepatan maksimum secara teori untuk 4G hanya 42 Mbps.

Ilustrasi Teknologi 5G.

Menkominfo: Nasib 5G di Indonesia Belum Jelas

Indonesia baru tahap masuk teknologi 4G LTE.

img_title
VIVA.co.id
19 November 2015