Bocah SMP di Pemalang Bobol Kartu Kredit

Transaksi dengan kartu kredit.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id - Kasus pembobolan  yang dilakukan anak SMP tengah menjadi perhatian di dunia jejaring sosial.

Punya Banyak Kartu Kredit Ternyata Ada Untungnya

Bocah berinisial, D, anak SMP di Pemalang, Jawa Tengah, membobol akun   milik Fananda Widyabirata. D menggunakan kartu kredit Fananda untuk membeli topi di sebuah toko online.

Awalnya Fananda tak menyadari pembobolan dia, namun belakangan dia menyadari hal tersebut, setelah mendapat SMS notifikasi dari toko online. Toko online itu menginformasikan pembelian dengan menggunakan kartu kreditnya, 5 Agustus 2015 pukul 22.17 dengan total nilai transaksi Rp278.000.

Fananda pun berusaha melacak data bocah SMP tersebut.

Dalam pelacakannya, Fananda akhirnya mendapatkan data diri, nomor kontak D dan kemudian mengirimkan SMS ke untuk memastikan identitas D.

Begitu dalam SMS, memang benar D, maka Fananda mulai memberitahukan bahwa dia adalah korban pembobolan kartu kredit.

Fananda juga mengirimkan pesan peringatan melalui email D. Dalam email itu, Fananda memperkenalkan diri sebagai korban D dan menasehatinya agar jangan mengulangi aksi kriminalnya.

Setelah terpojok, D pun langsung minta maaf dan mengaku tidak tahu menahu soal pembobolan kartu kredit Fananda.

Tak puas dengan pengakuan D, Fananda pun sempat menginterogasi D melalui pesan chatting di Facebook.

Empat Langkah Cerdas Melunasi Utang Kartu Kredit

"Pak sumpah saya g tahu apa".., saya dpt cc (kartu kredit) pak Fananda dari orang share di grup. ane cuma bantu kill. Pak ..tolong pak, sumpah saya g tau apa", uang udh di refund, saya ngaku salah, Pak TOLONG pak saya Mohon," tulis D dalam komunikasi chatting, 8 Agustus 2015.

Fananda pun tak puas dengan pengakuan D. Ia menginterogasi dengan meminta D jujur sudah berapa kali membobol kartu kredit orang.

Mendapat interogasi tersebut, D mulai ketakutan. Dalam chatting-nya, ia mengaku hanya sekali membobol kartu kredit orang.

"Sumpah demi apapun saya g pernah pak..Beru kali ini...saya udah 2 kali nyoba order dr cc d grup tp gagal trus. jujur saya g tw apa"..Saya jg gtw ikut grup carding..Ada orng pamer" barang? saya tanya itu beli mas? Dia bilang ga..Dia pake cc orng... Lah wktu itu ada orng share cc bpk saya iseng" nyoba..Order d zalora ..Yg kmrin order topi itu pak..Maaf pak sekali lg saya minta maaf..Saya sangat menyesal dan kapok pak..gtw bikin kyak gni," tulis D.

Selanjutnya, Fananda memosting beberapa percakapan pengakuan D di akun Facebooknya dan mulai menjadi pembahasan di media sosial tersebut.
Beragam komentar mendukung Fananda untuk ditindak secara hukum, tapi ada pengguna Facebook yang meminta memaafkan D mengingat dia masih belia.

Tapi Fananda tetap ingin memberi pelajaran bagi D.

"Mungkin ada yang beranggapan kalo cara saya ini jahat... ya saya nggak pungkiri, emang jahat. hehehe...Tapi perlu dilakukan, karena saya sudah menawarkan jalan kekeluargaan dengan pelaku, meminta dia jujur terbuka sama saya dan minta alamat rumah aslinya dan orang tuanya. Tapi pelaku menghindar, berbohong dan berusaha saya mengampuninya saat itu juga, hanya antara saya dan pelaku. Hoo ngga begitu juga kali dengan semudah itu saya maafkan. tapi nanti tau tau kumat lagi. Makanya saya langsung open saja perbuatan dia disini," tulis Fananda, 11 Agustus 2015.

Fananda menuliskan tujuannya memberi pelajatan kepada D adalah agar memberi dampak jera bagi aksi pembobolan kartu kredit.

"Tujuan utama adalah bukan berhenti di pelaku saja melakukan tindak kriminal ini pada usia bangku sekolah, tetapi bagaimana data sensitif kartu kredit bisa tersebar, saya cari pelaku lain yang pertama kali menyebar data cc saya," tulis dia.

Setelah kejadian ini makin viral, akun Facebook D mendadak bersih. Anak SMP itu telah menghapus semua lalu lintas pesan di dinding akun Facebook-nya.

5 Mitos yang Buat Orang Tak Ingin Pakai Kartu Kredit
Mengajukan Kredit Elektronik

Kiat Penting Sebelum Ajukan Kredit Elektronik

Pastikan pihak keluarga mengetahui hal ini.

img_title
VIVA.co.id
11 Agustus 2016