Bisakah Badai Dahsyat Dihentikan dengan Bom Nuklir?

Topan Sandy Hantam Amerika
Sumber :
  • Reuters/ Lucas Jackson

VIVAnews -- Topan Sandy berkecepatan ratusan kilometer per jam menerjang wilayah Pantai Timur Amerika Serikat. Akibatnya sungguh dahsyat, setidaknya 14 orang dinyatakan meninggal dunia, 5,7 juta warga hidup tanpa listrik. Transportasi lumpuh di New York, tower crane yang rontok diterpa angin menghantui warga, sejumlah kota terancam banjir.

Meski persiapan telah dilakukan, para ilmuwan berjibaku agar bencana tak merenggut banyak nyawa dan mengamati pergerakan topan itu bahkan dari luar angkasa, Sandy masih terlalu digdaya untuk AS. Tak terbendung.

Yang masih jadi pertanyaan, apakah badai mematikan seperti halnya Sandy bisa dihentikan di masa depan? Demi menyelamatkan nyawa dan mengurangi biaya risiko.

Salah satu yang terbesit di kepala saat adalah dengan cara mengebom topan tersebut dengan nuklir. Teorinya seperti ini: energi yang dilepaskan bom nuklir yang diledakkan di atas badai dan tepat di depan topan yang segera menerjang akan memanaskan udara dingin di sana, mengganggu konveksi badai itu.

Sayangnya, ide yang populer di sejak 1960-an itu tidak bakal berhasil.

Chris Landsea, ilmuwan dari National Hurricane Center memberikan penjelasan. "Kesulitan menggunakan bahan peledak untuk memodifikasi badai adalah menentukan jumlah energi yang dibutuhkan," kata dia.

Untuk diketahui, badai mendapatkan energinya dari air laut yang hangat. Dalam proses kondensasi, uap air menjadi tetesan embun.  Panas yang dilepaskan selama kondensasi berfungsi untuk terus menghangatkan udara di sekitarnya, yang menyebabkan lebih banyak air laut menguap, mengembun, dan siklus tersebut terus berlanjut.

Badai yang terbentuk sempurna akan melepaskan energi panas 50 terawatt atau lebih, dan hanya sekitar 1  persennya yang diubah menjadi angin. Menurut Landsea, "Panas yang dilepaskan setara 10 megaton nom nuklir yang  meledak setiap 20 menit."

Atau dengan perbandingan lain, energi yang dihabiskan selama tahun 2011 oleh manusia sedunia hanya sepertiga dari kekuatan energi badai. Luar biasa.

Jadi mengebom badai niscaya akan sia-sia, ibarat menghentikan mobil yang melaju kencang dengan sehelai bulu.

Yang fatal, mengebom badai bisa jadi justru menambah panas, yang membuat angin topan justru bertambah kuat. Risiko lain, alih-alih jadi solusi, upaya ini justru akan menciptakan badai radioaktif, yang akan berakibat lebih buruk daripada badai normal.

Bagaimana jika kita mengebom depresi tropis  (tropical depression) sebelum ia sempat terbentuk menjadi badai?

Menurut Landsea, ini soal peluang, yang lebih sulit dari judi. Dia menjelaskan, ada 80 gangguan tropis seperti itu terbentuk tiap tahunnya di cekungan Atlantik, namun hanya 5 di antaranya yang membentuk topan sempurna. Tak ada teknologi yang bisa menebak, mana yang akan membentuk badai.

Tak hanya itu, meski baru "calon", jangan remehkan gangguan tropis. Meski hanya 10 persen kekuatan badai utuh, perlu usaha besar untuk menghentikannya.

Sumber: LiveScience, eh

Kemenhub Pastikan Mudik 2024 Lancar, Intip Daerah Tujuan Terbanyak hingga Angkutan Terfavorit
Ilustrasi perkelahian dan pengeroyokan.

4 Pria Terkapar Babak Belur di Depan Polres Jakpus, 14 Anggota TNI Diperiksa

Para anggota TNI itu diduga tak terima Prada Lukman dikeroyok preman di Pasar Cikini, Rabu, 27 Maret 2024. Prada Lukman membela ayah rekannya yang dipalak kawanan preman.

img_title
VIVA.co.id
29 Maret 2024